Saya pertama kali mulai bikin blog lebih dari 10 tahun yang lalu, saat masih kuliah. Waktu itu isinya antara semacam diary atau ringkasan materi kuliah. Beberapa orang yang saya kenal juga membuat blog dan istilah blogwalking dulu cukup populer. Orang juga menuliskan alamat blog mereka di media sosial, kebanyakan alamatnya di blogger.com atau wordpress.com.
Tapi sekarang kebanyakan teman-teman saya hanya menggunakan media sosial yang lebih baru: Instagram, Tiktok, Twitter. Blog mereka sudah lama tidak di-update. Termasuk blog saya sendiri yang sekarang sudah jarang ada postingan. Di luar teman-teman yang saya kenal di dunia nyata, masih ada beberapa akun yang rutin membuat postingan di blognya, tapi semakin lama semakin sedikit. Kalaupun masih ada, biasanya blog itu punya tema spesifik, misalnya tentang film, buku, atau marketing. Seringkali juga mereka menulis karena ada kewajiban untuk membuat konten – misalnya karena sudah menerima job untuk content marketing.
Traffic blog saya sendiri cenderung stagnan, malah turun cukup jauh jika dibandingkan dengan 3 tahun yang lalu.

Rupanya trendnya memang sudah berubah. Dulu, saya banyak sekali mengkonsumsi konten lewat blog. Saya berlangganan lewat Google Reader (sekarang layanan ini sudah dimatikan oleh Google sendiri) agar tidak ketinggalan informasi postingan baru yang ditulis oleh teman-teman saya. Sekarang, kalaupun masih ada yang aktif menulis dan membuka subscription/mailing list, isinya hampir selalu ada iklan, apalagi blog dari luar negeri.
Sekarang saya lebih banyak mengkonsumsi konten lewat aplikasi media sosial. Berita terkini hampir selalu muncul di feed, apalagi di Twitter. Tampilan visual yang bagus sering muncul di Instagram, kita juga bisa tahu apa yang sedang dilakukan oleh teman-teman kita lewat Instagram Stories. Di YouTube banyak sekali channel yang bagus untuk berbagai macam topik. Bila yang dicari adalah entertainment, kita bisa menghabiskan waktu berjam-jam seharian hanya di YouTube. Menurut Similarweb, YouTube adalah situs #3 yang paling sering dibuka. Nomor 1-nya WhatsApp dan nomor 2-nya Google.
Berhubung saya sendiri cukup banyak menghabiskan waktu saya di YouTube, saya jadi kepikiran untuk memindahkan media blog ini ke platform tersebut. Tidak harus jadi kanal yang gimana-gimana, setidaknya mencoba saja menyesuaikan dengan perkembangan trend platform media yang saat ini banyak digunakan. Saya memasukkan item ini ke 2021 bucket list saya, dan akhirnya pada minggu pertama November 2021 ini saya upload satu video:
Video yang saya buat adalah tentang psikologi. Untuk meringkas waktu dalam proses riset, saya mulai dari apa yang sudah saya ketahui sebelumnya. Saya nggak tahu juga apakah konten ini menarik buat orang lain, utamanya sih saya belajar bikin dulu aja dan setidaknya bisa upload satu kali di tahun ini.
Sebenarnya masih banyak yang harus diperbaiki dari videonya, misalnya dari sisi durasi, narasi, atau komponen-komponen lain di dalamnya. Ternyata belajar hal baru itu menyenangkan, banyak hal-hal yang belum pernah saya lakukan di dalam pembuatan video sederhana ini. Saya juga pertama kali menggunakan aplikasi video editor dan jadi lebih mengapresiasi berbagai video yang saya tonton di YouTube, karena ternyata membuatnya tidak mudah.
Yang nonton video ini baru sedikit sekali, tapi kemarin ternyata ada orang yang tidak saya kenal memberi komen di video tersebut. Karena ini pertama kalinya ada yang komen, saya langsung kegirangan karena ternyata ada yang menonton videonya dan bahkan memberikan tanggapan. Semoga konten lain yang saya buat juga bermanfaat buat orang lain.
Dari sisi effort, pembuatan video ini jauh lebih sulit daripada membuat podcast (utamanya audio) atau blog post (utamanya teks). Moga-moga saya bisa meluangkan waktu dengan lebih efektif agar bisa membuat video lainnya.