Pet Fooled
Saya mulai pelihara kucing di tahun ini dan setelah melihat banyaknya opsi makanan buat mereka, saya menonton film dokumenter ini. Di sini dijelaskan bahwa ternyata makanan hewan yang diproduksi oleh brand besar sebenarnya kandungannya ngga bagus buat kesehatan hewan peliharan kita, sebab aslinya tubuh mereka tidak terbiasa mengolah bahan-bahan yang ada di dalamnya. Oh ya, ini juga termasuk produk yang di labelnya ada tulisan “healthy” atau “organik” sekalipun. Ada beberapa dokter hewan dan pemelihara anjing/kucing yang diwawancara, dan mereka menjelaskan efek samping makanan kering (kibble, misalnya seperti Royal Canin atau Pedigree). Secara umum sih filmnya cukup meyakinkan ya, sayangnya di sini pihak brand besarnya nggak memberikan pembelaan terhadap posisi mereka.
Buat yang lagi pelihara hewan di rumah, dokumenter ini boleh juga buat ditonton. Sekarang kucing saya makan raw food. Masih eksperimen sih buat nemu yang cocok banget. Karena ternyata kucingnya saya juga ada alergi dengan jenis-jenis daging tertentu (dia alergi daging ayam, kasian banget).
Oxygen
Film ini ada di rekomendasi Netflix dengan genre sci-fi + thriller dan dialognya dalam bahasa Perancis. Ceritanya, tokoh utamanya terbangun di dalam sebuah peti cryogenic chamber yang mutakhir, tapi dia tidak ingat kenapa dia ada di sana dan kenapa dia bisa terperangkap di sana. Di dalam peti tersebut ada AI canggih bernama M.I.L.O (Medical Interface Liaison Officer), tapi dia tidak bisa membuka peti itu tanpa password admin 🤦♂️ Berhubung oksigennya terbatas, dia harus segera memikirkan cara keluar dari peti tersebut.
Awalnya ekspektasi saya gak terlalu tinggi, tapi ternyata film ini bagus. Ada beberapa plot twist yang nggak saya duga, terutama yang di akhir. Selain itu film ini cukup menegangkan (terutama buat yang claustrophobic), meskipun hampir seluruh adegannya terjadi hanya di dalam peti itu saja, tanpa dia ketemu dengan karakter lainnya. Oh ya, pemeran utamanya ini nampak familiar – ternyata dia yang berperan jadi Shoshanna di film Inglorious Basterds.
Major Grom: Plague Doctor
Setelah film Perancis, rekomendasi Netflix berikutnya adalah film dengan latar Rusia: Major Grom. Film yang diadaptasi dari komik dengan judul yang sama ini bercerita tentang Igor Grom, polisi St. Petersburg yang sedang menyelidiki kasus pembunuhan yang dilakukan oleh semacam Batman, tapi versi Rusia dan lebih sadis. Tokoh utamanya nggak punya superpower apapun, tapi dia cerdik dan juga jago berantem. Poin uniknya di film ini mungkin penggunaan media sosial untuk mempopulerkan gagasan si penjahatnya sehingga dia didukung oleh orang-orang. Ya kira-kira kayak Bane di film The Dark Knight Rises. Jalan ceritanya sih gak terlalu kompleks, intinya baik lawan jahat, endingnya juga happy. Secara umum filmnya menghibur.
Black Widow
Sehabis nonton film sebelumnya, saya jadi tertarik buat lanjut nonton film superhero MCU. Black Widow baru rilis di tahun ini dan bisa ditonton secara digital. Agak aneh juga nonton film ini, yang urutannya sebenernya terjadi sebelum film Avengers: Infinity War (ini terjadi beberapa waktu setelah Civil War, karena Captain America dan Black Widow sedang dalam pelarian).
Bagus sih filmnya, selain Black Widow, Yelena dan Taskmaster-nya juga keren. Tapi karena kita udah tau apa yang terjadi di film berikutnya (sudah pasti Black Widow menang melawan penjahat di film ini karena kita tahu dia muncul di film berikutnya), film ini jadi berasa tambahan sempilan cerita aja.
WandaVision
Meskipun di komik aslinya Wanda tuh kuat banget, tapi di film MCU (Avengers) sorotannya lebih banyak ke Tony Stark, Captain America, Thor, dan Hulk. Setelah dia kena snap Thanos dan balik lagi di Endgame, akhirnya dia kebagian serialnya sendiri juga. Singkat cerita, ini adalah awal mula Wanda menjadi The Scarlet Witch, dan sepertinya pembukaan penting untuk film Doctor Strange yang berikutnya.
Tiap episodenya nggak terlalu panjang dan meskipun awalnya agak janggal (karena dimulai dengan seolah-olah kita sedang menonton komedi jadul yang hitam putih) tapi lama-lama ceritanya makin seru.
Kalau diringkas banget, serial ini intinya adalah “Wanda berkabung karena Vision mati, dia bikin dunia baru yang di dalamnya ada dia dan Vision, tapi akhirnya dia terima kenyataan dan di akhir film dia jadi tambah kuat“.
Loki
Ini salah satu serial yang sering banget muncul di timeline media sosial saya, karena merupakan sambungan langsung dari ending Endgame – Loki yang aslinya sudah dibunuh oleh Thanos, sekarang bertualang menembus ruang dan waktu – kira-kira dia menjadi semacam Polisi Waktu. Ngomong-ngomong ini bukan Loki yang sama dengan yang ada di film Infinity War, tapi Loki dari alternate timeline. Di Endgame, tim Avengers kembali ke masa lalu dan di versi tersebut, Loki kabur dengan menggunakan kepingan infinity stone. Dia kemudian ditangkap oleh TVA (Time Variance Authority, ya kira-kira inilah organisasi polisi waktu), tapi kemudian diminta untuk membantu mereka menangkap orang-orang yang mengacaukan timeline karena melakukan sesuatu yang tidak seharusnya terjadi.
Genre serialnya lebih ke arah komedi dan sci-fi, tapi puncaknya sih film ini memperkenalkan konsep multiverse dan calon musuh besar berikutnya di film-film MCU berikutnya: Kang the Conqueror. Yang jelas MCU Phase 4 butuh musuh yang lebih kuat dari Thanos, terlebih setelah Iron Man dan Captain America tidak lagi jadi jagoan utamanya. Dilihat dari seri yang lagi diangkat, kayaknya tema MCU berikutnya bukan lagi mengedepankan teknologi (Iron Man, Bucky, War Machine), tapi sihir (Loki + Wanda + Dr Strange).
TENET
Ini film Christopher Nolan yang terbaru. Rasanya memang dia terobsesi banget dengan konsep ruang dan waktu. Kalau di film sebelumnya ada yang waktu melambat, waktu dipercepat, waktu lompat-lompat, sekarang dia bikin lagi yang baru: waktunya mundur (inverted). Filmnya bagus sih tapi bingung buat dijelasin tanpa spoiler.
Singkat cerita, film ini opening dan closingnya adalah sebuah inversi, sama seperti judul filmnya yang dibolak-balik jadi sama, ketemunya di tengah.
The Tomorrow War
Setelah nonton TENET, kayaknya konsep The Tomorrow War ini cukup simpel. Intinya di masa depan ada serangan alien, lalu manusia di masa depan bikin portal ke masa lalu buat ngerekrut tentara tambahan yang dibawa ke masa depan.
Sepanjang film saya merasa kok kayaknya ini niatannya mau pake analogi ancaman serangan di masa depan ini seperti pesan bahaya global warming. “Untuk menyelamatkan keturunan kita masa depan, kita-kita yang di masa kini harus ikut berbuat sesuatu”. Pas filmnya udah ampir tamat ternyata bener, bahkan part terakhirnya berhubungan banget dengan dampak global warming yang lagi terjadi.
The Hitman’s Bodyguard
Ini film aksi-komedi dengan beberapa nama terkenal di film ini: Ryan Reynolds, Samuel L. Jackson, Salma Hayek, dan Gary Oldman. Premisnya gini: Ryan Reynolds adalah bodyguard kelas atas yang terpuruk sejak salah satu kliennya terbunuh. Sementara itu, Samuel L. Jackson adalah pembunuh bayaran yang harus dilindunginya karena dia akan menjadi saksi dalam pengadilan seorang diktator. Karakternya Ryan Reynolds suka sesuatu yang rapi dan terencana (“boring is always best”), sedangkan karakter Samuel L. Jackson lebih suka spontanitas. Plotnya nggak terlalu gimana-gimana amat tapi ya filmnya cukup menghibur, agak lucu juga, tapi beberapa adegan darahnya agak terlalu berlebihan rasanya.