Buku ini adalah bacaan seru buat teman-teman kaum milenial progresif yang mendambakan masa depan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat di dunia ini. Nggak nyindir ya maksudnya. Menurut penulis: di masa depan, jam kerja kita akan berkurang (tidak perlu lagi kita bekerja 40 jam seminggu) sehingga kita punya lebih banyak waktu untuk aktivitas “leisure” dan punya lebih banyak cara untuk menyenangkan diri kita. Kemiskinan pun hilang karena ada jaminan pendapatan bagi siapapun (semua orang dapat semacam BLT), terlepas dari apa perannya bagi masyarakat. Utopia yang ditawarkan penulis ini memang menarik buat dibaca.
Biarpun dibilangnya buku ini “for realists”, penulis tetap mengatakan bahwa Utopia merupakan konsep ideal yang belum tentu dapat terwujud. Bahkan di bab terakhirnya dia semacam menulis semacam pembelaan (sebelum dikritik bahwa gagasannya terlalu ideal), intinya seolah mengatakan “yaaa boleh dong mimpi dulu aja siapa tau nanti terwujud mana tau kan”.
Pesan inti yang mau disampaikan oleh penulisnya adalah bahwa kita harus terus bermimpi (“keep building your castles in the sky”) agar kita terus berupaya memajukan peradaban menjadi lebih baik, tidak serta merta puas dengan kondisi yang saat ini sudah ada. Bacaan yang OK buat memperluas wawasan. Tentunya perlu dibarengi dengan pemikiran realistis agar tidak mengharapkan utopia ini harus terwujud sekarang karena nanti bisa jadi frustasi sendiri.
Agoes Santosa's Journal 