Setelah setengah tahun hampir berlalu, rupanya kesibukan pekerjaan dan berbagai tugas sehari-hari membuat saya sulit menyelesaikan target membaca buku (terlebih lagi menuliskan updatenya secara rutin). Meskipun belum mencapai target (harusnya sudah 30), tapi saat ini saya sudah menyelesaikan 17 buah buku. Terpisah dari buku yang saya baca selama bulan Januari, mana artinya saya sudah membaca 13 buah buku.
Ringkasan singkat pada tiap buku bisa dibaca di akun Goodreads saya. Beberapa yang mencolok:
Selama bulan Februari, saya iseng-iseng membaca buku Feng Shui dan Shio. Bukan karena saya benar-benar percaya yang begituan sih, tapi guilty pleasure aja, membaca sesuatu yang bisa dicocok-cocokin dengan pengamatan hidup sehari-hari. Buku yang warna merah cukup seru untuk ramal-meramal (yang ga tau juga bener atau nggaknya, karena ditulis dengan kalimat yang sangat kabur dan umum), sedangkan buku yang warna kuning isinya lebih banyak berupa renungan/refleksi dari praktisi. Lumayan lah.
Saya juga mulai membaca buku Statistik/Psikometri lagi (khususnya Aplikasi model Rasch). Nampaknya saya memang masih perlu mendalami lebih lanjut mengenai pemahaman Psikometri saya, tapi sayangnya kedua buku tersebut benar-benar hanya menjelaskan aplikasinya saja, itupun pada taraf pengantar saja. Saat ini saya masih membaca 2 buah buku mengenai Rasch model, tapi masih belum selesai.
Buku biografi Andy Noya yang versi ini bagus, inspiratif dan menimbulkan semangat karena kita dapat melihat bahwa perjuangan Andy Noya untuk sampai ke posisinya saat ini tidaklah diperoleh dengan mudah, melainkan dengan usaha keras dan sungguh-sungguh. Tapi fokusnya memang lebih ke proses yang dialaminya di dunia kerja, sehingga aspek-aspek lain dalam kehidupannya kurang dieksplorasi lebih mendalam (padahal bukunya juga lumayan tebal, jadi mungkin harus dibuat dalam buku terpisah).
Buku Art & Jung ini juga bagus, karena literatur Jungian di Indonesia masih sangaaaat sedikit. Selain memaparkan perspektif Jungian dalam seni, penulisnya juga memberikan beberapa contoh dalam konteks Indonesia.