Saya pernah baca kata-kata mutiara yang kurang lebih isinya seperti ini: “ketika satu pintu tertutup, maka pintu lain akan terbuka; tetapi seringkali kita terlalu lama memandangi dan meratapi pintu yang telah tertutup sehingga kita tidak bisa melihat pintu lain yang telah terbuka.”
Kata situs goodreads, itu dikatakan oleh Alexander Graham Bell.
Menurut Roepke & Seligman (2015), kata-kata mutiara itu mungkin ada benarnya. Kata-kata mutiara lain yang suka diucapkan oleh orang di sini adalah “nanti indah pada waktunya” (apa maksudnya sih?). Tapi memang banyak juga orang yang mengalami perubahan positif setelah melalui rintangan tertentu.
Dalam psikologi positif, perkembangan ini diistilahkan sebagai “growth“; biasanya perkembangan itu muncul dalam bentuk meningkatnya kualitas hubungan, spiritualitas yang lebih mendalam, apresiasi yang lebih tinggi terhadap kehidupan, personal strength yang meningkat, dan a sense of new possibilities.
Nah, dalam artikel Roepke & Seligman (2015), mereka memiliki hipotesis bahwa orang akan berkembang setelah mengalami rintangan atau mengalami kehilangan, jika dia mau mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan yang baru. Atau kalau mau kita sandingkan dengan kalimat dari Bell, kita akan berkembang bila kita mau berjalan ke “pintu” yang lain (bukan mencoba membuka kembali pintu yang lama).
Artikelnya menarik, karena ditemukan bukti bahwa kesulitan dalam hidup bisa membuat cara berpikir yang selama ini kita gunakan menjadi “hancur”, dan justru memungkinkan ktia untuk membangun kembali nilai-nilai dan tujuan yang baru.
Referensi
Ann Marie Roepke & Martin E.P. Seligman (2015) Doors opening: A mechanism for growth after adversity, The Journal of Positive Psychology: Dedicated to furthering research and promoting good practice, 10:2, 107-115, DOI: 10.1080/17439760.2014.913669