Kalau kita buka google dan cari “May Benatar“, kita akan sampai ke laman Huffington Post yang berisi artikel cerita Franz Kafka.
Siapa sih Franz Kafka ini?
![]() |
Franz Kafka |
Dia penulis novel terkenal dari Jerman, salah satu karyanya yang terkenal adalah “The Metamorphosis“, tentang seorang pria yang saat bangun berubah wujud (“metamorphosis“) menjadi serangga raksasa (ga tau juga kenapa bisa gitu, dan ga dijelasin sampe tamat). Isi novelnya tentang upaya si tokoh utama ini menyesuaikan dengan perubahan yang dialaminya sebagai serangga raksasa. Aneh banget ga sih premisnya. Makanya baca deh novelnya biar ga penasaran.
Saya sih ingat kalimat yang quotable banget dari Franz Kafka: “Buku harus menjadi kapak es yang memecah lautan beku dalam diri kita“
Nah, di postingan ini saya mau share cerita tentang Franz Kafka (ga tau bener ga tau ngga) yang sebetulnya dituliskan oleh May Benatar.
Ceritanya gini:
Franz Kafka berjumpa dengan seorang gadis kecil di taman tempat dia jalan-jalan setiap harinya. Gadis kecil itu menangis, karena kehilangan bonekanya sehingga merasa amat merana. Kafka menawarkan diri untuk membantu mencari boneka yang hilang itu, dan bikin janji bahwa besok mereka akan ketemu lagi di tempat yang sama.
Karena bonekanya tidak ketemu, dia menulis sebuah surat, yang seolah ditulis oleh boneka yang hilang itu dan Kafka membacakan suratnya saat bertemu dengan si gadis kecil.
“Tolong jangan meratapi kepergianku, aku sedang pergi berjalan-jalan untuk melihat dunia. Aku akan menuliskan surat berisi petualanganku“.
Itu adalah surat pertama, yang disusul dengan banyak surat lainnya. Tiap kali Kafka dan gadis kecil itu bertemu, Kafka akan membacakan surat dari si boneka yang ceritanya sedang bertualang ke berbagai tempat.
Gadis kecil itu merasa terhibur.
Ketika perjumpaan rutin mereka harus berhenti, Kafka memberikan hadiah boneka kepada gadis kecil itu. Tentu saja bonekanya berbeda dengan boneka yang asli. Ada sebuah surat penjelasan kecil yang tertempel: “perjalananku telah mengubah diriku…“
Bertahun-tahun kemudian, si gadis yang sudah tumbuh besar akhirnya menemukan surat di dalam boneka baru yang tadinya belum dia baca. Kurang lebih isinya begini: “Setiap hal yang kamu cintai, pada akhirnya akan hilang. Akan tetapi pada akhirnya, cinta akan kembali dalam bentuk yang berbeda.”
Maksud cerita di atas, sebagai healing story, adalah untuk membantu orang yang merasakan kehilangan (“loss“) hal-hal yang mereka sayangi dalam hidup mereka. Rasa kehilangan adalah perasaan yang universal, dan bagian yang membuat kita merasakan bagaimana rasanya jadi manusia.
Hilangnya boneka bagi si gadis kecil adalah kehilangan yang sangat mendalam baginya, dan tiap orang punya kisah “kehilangan boneka kesayangan“-nya masing-masing.
Terus, apakah tiap orang bakal dapat “cinta yang kembali dalam bentuk yang berbeda” ? Ya nggak juga lah, karena tidak tiap orang akan mendapatkan kesempatan bertemu dengan Kafka yang memahami derita kita, dan memulihkan luka itu dengan memikirkan pengganti hal yang telah hilang.
Tentunya kita patut syukuri, kalau kita berjumpa orang yang menjadi Kafka dalam momen derita kita.