The Mysterious Affair at Styles by Agatha Christie
My rating: 4 of 5 stars
Agatha Christie sangat terkenal sebutan The Queen of Crime dengan novel-novel detektifnya. Hampir setiap cerita memiliki jalan cerita (plot twist)yang tidak terduga. Perjalanan karirnya sebagai penulis sangatlah panjang, dan perjalanan itu dimulai dari novel ini: The Mysterious Affair at Styles.
Captain Hastings, narator cerita ini (dan juga banyak kisah Agatha Christie yang lainnya) diundang oleh teman lamanya, John Cavendish, ke Styles Manor. Setibanya di sana, dia menjumpai bahwa ibu angkat John (Mrs. Inglethorp, yang sudah berusia 70 tahunan) menikah lagi dengan Alfred Inglethorp, pria yang jauh lebih mudah dibandingkan dirinya. Selain itu, di rumah itu Captain Hastings juga bertemu dengan Mary Cavendish, Lawrence Cavendish, Dr. Bauerstein, Evelyn Howard, dan Cynthia Murdoch.
Pada suatu malam, Mrs. Inglethorp meninggal karena keracunan strychnine. Peristiwa kematian ini membawa banyak kejanggalan, sehingga Poirot, yang kebetulan tinggal di desa dekat Styles Court, datang untuk memecahkan kasus tersebut.
Untuk yang sudah terbiasa membaca novel Agatha Christie, khususnya novel Poirot, mungkin akan merasa bahwa karakter Poirot di sini masih terlalu “aktif”, karena dia sibuk mencari-cari barang bukti dan mondar-mandir untuk bertanya pada saksi. Dalam novel-novel Agatha Christie yang selanjutnya, karakter Poirot lebih “khas”, mulai dari sifat sok pinter-nya, OCD-nya, dan juga kemampuan analisanya. Ada penggemar Agatha Christie yang mengamati bahwa dalam versi awal ini, karakter Poirot masih dipengaruhi oleh Sherlock Holmes (yang juga dibahas di novel ini). Di novel lain, Poirot cukup mendengarkan cerita saja tanpa perlu datang ke TKP pun sudah bisa menyelesaikan kasus.
Settingnya cukup jauh dari keseharian kita. Styles Court ada di Inggris jaman Perang Dunia I, sehingga tokoh-tokohnya jauh dari kehidupan modern. Gaya berpikir, mengekspresikan diri, dan bertingkah laku juga berbeda sehingga karakter tersebut terasa asing. Novel ini juga cukup “fair” dalam memberikan petunjuk, sehingga sebenarnya kita dapat menduga siapa pelakunya jika kita dapat menyimak “petunjuk” yang tertulis dengan seksama.
Apakah novel ini menarik dan layak baca? Buat saya sih novel ini jelas menarik. Saya sih melihatnya begini:
Di buku ini, kita “pertama kali” bertemu dengan Poirot melalui narasi Captain Hastings. Poirot di sini tidak sama dengan Poirot yang akan kita jumpai bila kita membaca novel Agatha Christie yang diterbitkan setelah buku ini. Tapi saya tetap suka membaca buku ini. Ibaratnya seperti kita baru berkenalan dengan seseorang, yang muncul adalah kesan pertama. Begitu juga di sini, kesan pertama kita tentang Poirot sebagai “detektif” mulai terbangun dan ada ketertarikan untuk membacanya hingga selesai. Setelah ada ketertarikan, kita ingin membaca buku Poirot yang lain, dan kita serasa menemukan sisi yang lebih mendalam dari Poirot, dan lama-lama kita akan jatuh cinta dengan karakter ini.
Buku ini juga ada di public domain, sehingga dapat diperoleh secara gratis di internet juga ada yang tertarik untuk membacanya. Jadi, selamat membaca!
P.S.: Posting ini dibuat dalam rangka keikutsertaan dalam Klub Buku Sel-Sel Kelabu bulan Mei.