Dilihat dari larisnya figur motivator di Indonesia, nampaknya banyak sekali orang yang ingin menjadi pribadi yang berhasil meraih kesuksesan dalam hidupnya. Tentunya sukses itu sifatnya personal, jadi tidak bisa diukur dengan skala yang berlaku untuk semua orang. Ada orang yang merasa sukses kalau sudah berhasil jadi Manager sebelum usia 25, jadi Director sebelum umur 30, jadi ‘Entrepreneur’ dan punya banyak karyawan, serta rekening yang penuh berisi duit. Ada yang merasa sukses kalau sudah bisa bikin orangtuanya naik haji. Tapi ada juga yang udah merasa hidupnya sudah sukses kalau berhasil mendapatkan cinta seseorang :”)
Tiap orang punya prioritas yang berbeda-beda dalam hidup, jadi tidak bisa dibandingkan begitu saja. Tapi, belakangan ini makin banyak ya motivator yang mendorong orang-orang untuk berani bisnis. Tentunya mereka nggak ‘ujug-ujug’ ada, tapi muncul karena ditarik oleh adanya kebutuhan dari masyarakat. Bukan cuma motivator, yang tadinya ceramah agama saja ada yang ganti jadi ngomongin bisnis, soalnya lebih banyak yang dengerin, hehe.
Sebenarnya pribadi seperti apa sih yang bisa berhasil dalam dunia bisnis? Pertanyaan ini diajukan oleh Kaplan, Klebanov, dan Sorensen (2008) dalam riset yang berjudul ‘Which CEO Characteristics and Abilities Matter?’. Dalam riset ini, mereka melakukan pengumpulan data terhadap kepribadian yang dimiliki oleh 316 CEO dan membandingkan kinerja perusahaannya. Sebelumnya, pada tahun 2001, ada riset yang dilakukan oleh Barrick, Mount, dan Judge terhadap penelitian leadership selama 100 tahun terakhir ini.
Dari hasil riset Kaplan dkk., ternyata tidak ada gaya kepribadian atau gaya kepemimpinan tertentu yang berkaitan dengan keberhasilan seseorang. Akan tetapi, mereka menemukan sifat-sifat (traits) yang berkorelasi dengan keberhasilan mereka adalah: kemampuan untuk memperhatikan detail, kegigihan, efisiensi, analisa mendalam dan menyeluruh, serta kemampuan tahan bekerja dalam waktu yang lama.
Riset Barrick, Mount, dan Judge juga menunjukkan hasil yang serupa. Jika dikorelasikan dengan konsep Big Five Personality Traits, keberhasilan itu tidak ada kaitannya dengan apakah kamu seorang extrovert yang suka bergaul dengan banyak orang atau tidak. Juga tidak ada kaitannya dengan apakah kamu suka mencari informasi dan menerima hal-hal yang sifatnya baru. Juga tidak ada hubungannya apakah kamu orangnya menyenangkan atau tidak dalam berbagai situasi sosial.
Yang punya kaitan erat adalah seberapa baik stabilitas emosi yang kamu miliki. Sifat lain yang punya kaitan erat adalah apakah kamu dapat diandalkan oleh orang lain atau tidak dalam hal membuat perencanaan dan juga melaksanakannya hingga tuntas.
Kesamaan dari 2 riset tersebut adalah: yang menentukan apakah kita bisa berhasil atau tidak adalah apakah kita mampu membuat perencanaan yang baik DAN apakah kita mampu melaksanakannya secara konsisten hingga tuntas atau tidak. Dalam buku “Good to Great”, Jim Collins menulis bahwa pribadi yang berhasil bukanlah orang yang heboh dengan visinya, bukan orang yang jago bermain-main dengan jargon dan quotes serta sibuk berkampanye tentang dirinya, tapi orang-orang yang tekun, rendah hati, punya dorongan motivasi dari diri sendiri, dan benar-benar tahu hal apa yang dapat mereka lakukan dengan baik. Yang paling penting dari semuanya: kemampuan untuk eksekusi secara nyata.
Meskipun contoh riset di atas merupakan riset dalam dunia industri dan organisasi, kayaknya ada yang bisa kita terapkan juga dalam kehidupan sehari-hari. Mudah-mudahan apa yang dituliskan ini bermanfaat dan ada yang bisa diterapkan dalam hidup kita masing-masing.
Sumber:
Barrick, M. R., Mount, M. K. and Judge, T. A. (2001), Personality and Performance at the Beginning of the New Millennium: What Do We Know and Where Do We Go Next?. International Journal of Selection and Assessment, 9: 9–30. doi: 10.1111/1468-2389.00160
Collins, Jim. (2001). Good to Great: Why Some Companies Make the Leap… and Others Don’t. HarperBusiness
Kaplan, Steven N., Klebanov, Mark M. and Sorensen, Morten, Which CEO Characteristics and Abilities Matter? (July 1, 2008). Swedish Institute for Financial Research Conference on the Economics of the Private Equity Market; AFA 2008 New Orleans Meetings Paper. Available at SSRN: http://ssrn.com/abstract=972446 or http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.972446