Memilih reaksi

Bayangkan ada 10 orang berbeda yang mengalami peristiwa yang sama: mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan dari pacarnya. Apakah reaksinya akan sama?

Karena tiap orang punya pola pikir yang berbeda, mereka akan menilai peristiwa tersebut secara berbeda-beda, sehingga reaksi emosinya juga akan berbeda-beda. Mungkin saja akan muncul 10 reaksi emosi yang berbeda-beda, meskipun peristiwanya sama.

  1. Orang pertama berpikir, “Dia gak berhak memperlakukan gw seburuk ini, emangnya dia siapa?“, lalu dia merasa marah.
  2. Orang kedua berpikir, “Perlakuan semacam ini artinya pacarku nggak mencintai aku.“, lalu dia merasa sedih.
  3. Orang ketiga berpikir, “Perilaku ini artinya pacarku sudah punya pasangan lain, dan bentar lagi dia bakal ninggalin aku“, lalu dia merasa cemburu.
  4. Orang keempat berpikir “Saya tidak layak diperlakukan seperti ini oleh dia karena saya selalu berusaha untuk perhatian terhadap dia“, lalu dia merasa sakit hati.
  5. Orang kelima menduga bahwa peristiwa ini berarti “Pasti saya sudah melakukan sesuatu yang bikin dia marah dan memperlakukan saya seperti ini“, lalu dia merasa bersalah.
  6. Orang keenam percaya bahwa “Kelakuan seperti ini adalah pertanda bahwa si pacar sudah mulai kehilangan ketertarikan atas dirinya“, dan merasa gelisah.
  7. Orang ketujuh berpikir “AKHIRNYA! Sekarang ada juga alasan untuk putus!“, dan merasa bahagia.
  8. Orang kedelapan menetapkan peristiwa itu sebagai “Perlakuan pacarku yang seperti ini merupakan perlakuan yang salah, dan saya nggak siap menghadapi yang seperti ini“, dan dia merasa  terganggu.
  9. Orang kesembilan berpikir “Kenapa sih dia seperti ini, padahal biasanya dia selalu memperhatikan perasaanku?“, dan dia merasa kecewa.
  10. Orang terakhir berpikir “Pasti pacarku baru menemukan suatu fakta tentang aku di masa lalu yang memalukan, sehingga dia memperlakukan aku seperti ini…“, dan dia merasa malu.

Sebagian contoh reaksi emosi ini saya ambil dari contoh yang saya dengar sehari-hari. Rupanya memang manusia itu kompleks, satu peristiwa yang serupa bisa menghasilkan reaksi emosi yang beragam. Tergantung situasinya, ada reaksi emosi tertentu yang lebih “sehat” dibandingkan yang lainnya.

Yang bisa dipelajari dari contoh di atas? Kita tidak “HARUS” selalu bereaksi cedih beudh saat mengalami satu peristiwa (kalau tiap kali terjadi peristiwa di atas reaksinya selalu sedih melulu, kayaknya emosinya generik banget ya), karena bagaimana cara kita berpikir terhadap peristiwa tersebut akan menentukan bagaimana reaksi emosi kita 🙂

Jangan berhenti memikirkan “kenapa saya mengalami perasaan seperti ini?”. Dengan lebih mengenal diri kita sendiri, kita tidak akan mudah diperbudak oleh perasaan yang kita alami.

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s