Perkembangan teknologi membuat kita dapat memperoleh berbagai informasi dengan cepat. Misalnya, saat ada teman yang menanyakan konsep tertentu pada kita, kita tinggal buka wikipedia dan kita langsung memperoleh informasi yang kita inginkan. Lalu biasanya sih habis itu kita masuk ke dalam periode “wikipedia-binge“, di mana kita jadi keterusan membaca semua informasi yang ada di wikipedia karena selalu ada link yang bisa kita klik (dan tiba-tiba waktu menunjukkan jam 1 malam…).
Itu merupakan hal luar biasa yang tidak bisa saya lakukan 15 tahun yang lalu. Dulu, jika saya ingin memperoleh suatu informasi, saya harus ke lemari buku, harus membuka “buku pintar”, lalu perlahan-lahan mencari informasi yang saya butuhkan. Seandainya saya sedang ada di tengah jalan dan muncul pertanyaan dalam pikiran saya, tentu saya akan berpikir lagi sebelum lari ke rumah dan mengambil buku, lalu mencari informasi itu.
Dalam contoh di atas, saya akan berpikir: apakah ini memang hal yang penting untuk saya ketahui, atau saya lagi hanya sekedar kepingin tahu saja? Apakah kalau saya tahu, itu ada gunanya?
Kayaknya pemikiran “ini memang perlu saya ketahui atau nggak?” sudah jarang muncul di benak kita karena gampangnya memperoleh informasi. Di jejaring media sosial, kita giat sekali mengorek-ngorek informasi tentang orang lain (dan informasi itu biasanya gak berguna juga). Istilahnya sih ber-kepo dan cyber stalking gitu.
Jika diumpamakan informasi yang masuk ke otak kita bagaikan barang-barang yang masuk ke rumah kita… tentunya akan lebih indah jika rumah kita tidak penuh berserakan barang-barang yang tidak berguna buat kita kan?
Kayaknya agak konyol juga kalau kita menghabiskan banyak sekali waktu kita untuk mengumpulkan barang-barang yang nggak akan terpakai dan hanya menuh-menuhin rumah kita (yang tentunya punya batas sebelum jadi penuh sesak dan tidak nyaman untuk ditinggali).
Agoes Santosa's Journal 