Kebanyakan orang akan menempatkan dirinya sendiri sebagai pusat dunia di dalam alam pikirnya. Eksistensi dirinya dibentuk dari pengalaman dan perspektifnya sendiri. Ini tentu tidak berlaku untuk orang-orang yang codependency, hehe. Pada umumnya, kebanyakan orang juga tahu bahwa dia tidak jadi pusat dunia bagi orang lain.
Tapi saat orang tersebut melakukan sesuatu yang tidak umum (baik atau buruk), dia bisa mengalami kesulitan dalam mengukur persepsi orang lain atas dirinya. Dalam Psikologi Sosial, ada istilah yang menjelaskan situasi ini: Spotlight Effect. Berasa dikasih lampu sorot dan terus-menerus mendapatkan atensi dari orang lain. Padahal, kembali lagi ke paragraf pertama: orang lain juga menempatkan dirinya sendiri sebagai pusat dunianya. Bukan kita yang jadi pusat dunia orang lain.
Contoh gampangnya, misalnya kamu terpeleset kulit pisang di depan kampus, dan orang-orang di sana langsung memperhatikan kamu. Mungkin selama beberapa menit mereka akan melihat kamu, tapi setelah itu mereka akan kembali memikirkan hal lain. Kamu tidak perlu cemas bahwa mereka akan diam-diam mentertawakan kamu di dalam pikiran mereka untuk selama-lamanya.
Jadi, kalau kamu merasa khawatir, gelisah, atau takut atas kesan dan penilaian orang lain terhadap tindakan yang kamu lakukan… tidak perlu khawatir, karena belum tentu orang lain akan memikirkan kamu terus-menerus. Ini bukan berarti orang lain tidak akan memikirkan kamu ya. Mungkin lebih pas kalau dibilang begini: orang lain tidak akan memproses informasi tentang kamu lebih dalam daripada kamu memproses informasi tentang diri kamu.
Selagi kamu masih sibuk mengkhawatirkan apa yang dulu kamu lakukan, mungkin orang lain sudah “move on” ke hal-hal lain 😀
“Lampu sorot” itu hanya ada dalam pikiran kita saja.