Pernah gak, terlintas pikiran yang diawali dengan 5 kata yang di judul post ini di dalam kepala kalian?
“Pasti nanti dia bakal jawab begitu, ngapain berharap macam-macam…”
“Dia selalu lebih mentingin kerjaan daripada aku…”
“Gak mungkin dia akan datang tepat waktu…”
“Ini harus terjadi, gak bisa nggak…”
“Kamu tidak pernah memikirkan perasaan aku…”
Itu cuma contoh saja, silakan kalian ingat-ingat lagi kapan kalian berpikir dengan menggunakan kata-kata semacam itu 😀 Pemikiran seperti ini adalah salah satu wujud “distorsi kognitif”. Apa sih distorsi kognitif? Kok istilahnya agak mengerikan?
Distorsi kognitif (istilah kerennya: cognitive distortion) adalah isi pikiran yang berlebihan dan tidak rasional. Istilah ini banyak digunakan dalam terapi kognitif yang dikembangkan oleh Aaron Beck dan Albert Ellis. Dalam banyak kasus yang dihadapi oleh kedua psikoterapis tersebut, mereka menemukan bahwa banyak kasus depresi dan kecemasan kronis yang akarnya berasal dari distorsi kognitif.
Baca lagi kalimat di atas, dan ingat-ingat lagi isi pikiran kalian tadi. Apakah pikiran itu rasional? Apa yang bikin kamu mikir pasti, selalu, gak mungkin, harus, dan tidak pernah? Bukankah batasan perilaku itu tidak harus dibagi 2 antara selalu dan tidak pernah? 😀
Apakah pengalaman buruk yang terjadi sekali dua kali sebelumnya akan berarti pengalaman buruk itu bakal terus-menerus berulang dan terjadi selamanya? Generalisasi berlebihan semacam ini bisa membatasi diri kita karena kita takut peristiwa buruk akan menimpa diri kita (padahal kan belum tentu terjadi lagi).
Jangan berhenti berpikir “kenapa saya berpikir seperti ini?” 😀
Lain kali, jika kita mengucapkan atau memikirkan sesuatu yang mengandung 5 kata tersebut, jangan langsung bertindak atau melakukan apa-apa. Cari waktu untuk berhenti, dan coba renungi lagi pemikiran tersebut. Belum tentu pikiran kita tepat, masuk akal, dan rasional. Jangan sampai kita dikuasai oleh pikiran kita yang keliru. Hindari tindakan yang bermula dari pemikiran yang keliru, karena bisa jadi akan memperkuat distorsi kognitif tersebut.