Dalam berbagai film Hollywood (Analyze This, Good Will Hunting, The Sopranos), tokoh yang mengalami masalah psikologis akan menemui seorang terapis/konselor untuk mencari pertolongan. Adegan selanjutnya biasanya adalah membahas trauma masa kanak-kanak. Tidak sedikit teman-teman saya yang berpikir bahwa klien pasti berbaring di sebuah sofa, sementara terapis duduk di belakangnya, sambil mendengarkan semua kisah tentang derita masa kanak-kanak si klien.
Salah satu stereotip dari psikoterapi di film adalah adegan mendorong klien untuk membangkitkan kembali pengalaman masa kanak-kanak yang menjadi akar permasalahan ketika dewasa. Stereotip lainnya adalah adegan “sembuh mendadak”, yang biasanya terjadi setelah si klien mengingat (dengan penuh emosi) tentang kejadian menyakitkan yang dialaminya pada masa kanak-kanak. Tidak mengejutkan, karena adegan “sembuh mendadak” bisa dijadikan plot device yang menggugah emosi penonton.
Memang betul bahwa memahami riwayat suatu masalah terkadang bisa membantu kita menghargai perilaku maladaptif di masa sekarang, tapi terkadang ingatan masa kanak-kanak merupakan gambaran bias tentang kejadian pada masa lalu. John Norcross mengatakan bahwa terkadang klien berharap bisa membahas masa kanak-kanak mereka agar bisa menyalahkan orangtua mereka atas masalah yang timbul di masa sekarang.
Sebenarnya banyak juga psikoterapi yang lebih fokus pada masa sekarang. Terapis eksistensial/humanistik seperti Carl Rogers, Viktor Frankl, dan Irvin Yalom menekankan pentingnya berusaha mencapai potensi penuh kita pada masa sekarang daripada mengaduk-ngaduk pengalaman negatif di masa lalu. Terapis aliran behaviorisme juga lebih tertarik untuk membahas perilaku masa kini yang terus membuat perilaku bermasalah itu terus berulang.
Jadi, membahas dan mengingat kembali pengalaman negatif masa lalu tidak selalu berguna untuk setiap kasus.
Terkadang, untuk menjadi lebih baik, untuk berhenti diam di tempat, untuk berhenti terus menunduk ke bawah, kita tidak perlu harus melihat ke belakang. Berusaha melihat ke depan seringkali sudah cukup.