Saat sedang membaca kembali penjelasan pendekatan eksistensial dalam memahami kondisi psikologis manusia, ada sedikit cuplikan menarik tentang bedanya manusia yang mengada dan hanya sekedar berada.
Manusia yang hanya sekedar ber-‘ada’ itu etre au monde. Tidak punya penghayatan pemahaman, perencanaan apapun tentang apa yang harus dia lakukan. Tapi dia bisa berada di mana-mana. Tanpa sebenarnya mengetahui kenapa dia berada di sana.
Manusia yang meng-‘ada’ (montage du monde), terus aktif merancang hidupnya. Tahu apa yang diinginkannya. Tahu bagaimana cara mendapatkan apa yang diinginkannya. Nggak cuma sekedar ‘ada’ di berbagai tempat.
Nah, dalam pendekatan eksistensial, orang yang hanya ber-‘ada’ itu lah yang bisa terkena existential anxiety.