someone sent me a prayer and I liked it

Kemarin ini saya dapat kiriman surel dari seorang teman lama, isinya sebuah doa dari Santo Fransiskus Assisi. Saya sendiri bukan Katolik, tapi saya dibesarkan di sekolah katolik selama bertahun-tahun. Banyak nilai-nilai tertentu dari pendidikan tersebut yang ikut mempengaruhi world view saya, meskipun nggak semuanya saya jadikan identitas diri saya πŸ˜€ I’m not even religious!

Waktu jaman SD dulu, teman-teman saya menganggap bahwa doa itu punya kekuatan gaib yang bisa membantu kita dalam menghadapi masalah. Bisa memberi kita kekuatan. Ibaratnya tuh kayak nge-cast support magic di game RPG gitu, hehehe. Jadi dulu kebayangnya kalau berdoa, nanti stat Defense, Vitality, Endurance, dan sebagainya itu nambah dan bikin kita jadi tambah kuat πŸ™‚

Seiring dengan bertambahnya umur, pandangan teman-teman saya terhadap doa dan agama pun berubah. Ada yang menjauh dari agama, ada yang menganggap itu sebagai urusan personal, ada juga yang jadi… hm… intinya sih kepercayaan mereka jadi cuma beda-beda tipis dengan entry di DSM-IV-TR, hehe. Yang menarik, teman-teman SD yang dulu suka main game bertema fantasy hampir semuanya nggak fanatik agama atau bahkan ada beberapa yang ateis. Mungkin mereka melihat bahwa agama mereka itu ternyata banyak miripnya dengan yang mereka lihat di dalam game, jadi dianggap sebagai sebuah cerita saja πŸ˜€

Saya sendiri sih bukan orang yang betulan percaya dengan segala hal yang gaib-gaib, spiritual, atau lainnya. Dengan belajar psikologi, saya juga tahu bahwa banyak fenomena yang bisa dijelaskan sebagai hasil dari pikiran kita sendiri (termasuk kenapa doa itu bisa menguatkan). Meskipun demikian, saya tetap senang mendapatkan kiriman doa dari teman saya. Bagi saya sendiri, uraian kalimat dalam doa ini bisa berfungsi sebagai pengingat tentang apa yang bisa kita lakukan dalam kondisi tertentu. Saya copy-paste doa Santo Fransiskus dari Assisi di bawah ini, dan saya kasih bold di bagian yang saya suka (hampir semua).

TUHAN, jadikanlah aku pembawa damai.
Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta kasih.
Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan.
Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan.
Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran.
Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian.
Bila terjadi keputus-asaan, jadikanlah aku pembawa harapan.
Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang.
Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku pembawa sukacita.

Ya Tuhan Allah,
ajarlah aku untuk lebih suka menghibur daripada dihibur;
mengerti daripada dimengerti;
mengasihi daripada dikasihi;
sebab dengan memberi kita menerima;
dengan mengampuni kita diampuni,
dan dengan mati suci kita dilahirkan ke dalam Hidup Kekal.

 

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s