Nihilisme ini sebuah pandangan filsafat yang menyatakan bahwa makna hidup itu sesungguhnya tidak ada. Sebenarnya penjelasannya lebih rumit dari itu, karena ada beberapa tokoh yang menjelaskannya dengan panjang lebar lewat tulisan-tulisannya (misalnya Nietzsche, Kierkegaard, atau Heidegger).
Sebenarnya saya menulis ini setelah membaca tulisan yang membahas tokoh-tokoh dalam graphic novel Watchmen, salah satunya The Comedian. Watchmen, yang diterbitkan tahun 1986, benar-benar sebuah graphic novel yang ‘mengacak-acak’ konsep komik superhero. Tokoh-tokoh yang ‘manusiawi’ menjadi pembahasan yang menarik, ditambah lagi batas antara hitam dan putih yang dibuat sangat kabur, sehingga kita dibuat sulit untuk menentukan apakah sebenarnya di cerita ini ada protagonis dan antagonisnya atau tidak.
The Comedian is a clear nihilist. His name is The Comedian, as in it’s all a joke. He constantly says that there’s no point to anything that they are doing. Also, he’s too much of a pawn in the political system to be an egoist. He puts himself in seriously dangerous situations that no one could clearly want. I think that he’s a nihilist who does what he does just because he can and not out of self-interest. In fact, he seems to be completely self-destructive, which is why he isn’t an example of the Nietzschian Overman, and which is why I think the nihilist Moore sets him up as a way that even Nihilist use their “morality” as a way to justify their actions.
Seriously, read Watchmen.
Tokoh The Comedian merupakan gambaran nyata dari seorang nihilis. Banyak sekali perilakunya yang bersifat self-destructive, tapi dia tidak peduli. Karena bagi dirinya, semua itu tidak ada maknanya.
Hal lain yang menarik dari cerita Watchmen adalah tiap karakter punya filosofi hidup dan standard moral yang berbeda-beda. Bahkan beberapa di antaranya sangat kompleks, sebagaimana manusia biasa pada umumnya. Dengan begitu, kita bisa lebih relate tokoh-tokoh itu dengan diri kita atau dengan orang-orang yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa waktu yang lalu, saya mengamati bagaimana seseorang yang mengikuti jejak langkah seorang nihilis merasa sangat terkejut saat mendapati si nihilis itu tidak memikirkan masa depan, self-destructive, dan juga tidak peduli dengan nasib orang lain. Agak aneh juga melihat peristiwa tersebut, karena sangat paralel dengan yang terjadi di dalam cerita Watchmen.
It was pretty surreal.