Kemarin saya beberapa kali ngetweet yang bernada agak sok bijak. Dengan prinsip kesetaraan dan keselarasan, maka saya ngetweet beberapa tweet nyinyir agar semuanya imbang. Positif-negatif, hitam-putih, yin-yang.
Basically, saya nyinyir tentang orang-orang yang sok peduli terhadap sesuatu, padahal kepeduliannya hanya berupa pencitraaan.Biasanya orang yang kepeduliannya cuma pencitraan itu perilakunya kontradiktif.
Mengecam keras perburuan sirip ikan hiu, tapi suka banget makan hisit yang enak. Murka karena orangutan dibunuh, tapi nasabah setia bank Sinarmas. Bilangnya benci banget Bakrie karena kasus Lapindo, tapi pakai modem AHA.
Saya baca ini di sebuah blog lain:
Masa sih banyak org yang ga pedulian? Justru mereka sangat peduli. Peduli sama diri sendiri. Berbuat baik dikit aja langsung diumumkan di social media. Melakukan tindakan yang sedikit memberi manfaat, seluruh dunia perlu tahu. Ini tujuannya masih memberi manfaat atau mau disejajarkan dengan nabi?
Anyways, cuma segitu aja rentetan nyinyiran saya. Nggak banyak karena ke-sok-bijak-an saya kemarin juga tidak banyak.