Beberapa motivator adalah paradox. Ada motivator yang terkenal karena berhasil memperoleh duit gede di usia muda, tapi sebetulnya dia berhasil memperoleh duit gede di usia muda karena dia terkenal. Jadi bukan terkenal karena kaya, tapi kaya karena terkenal.
Kalau kalian ada di kisaran usia yang selisihnya tidak lebih besar 5 tahun dari saya, kalian pasti tahu siapa yang saya maksud. Bukunya sampai ada 2 karena buku yang pertama narasinya agak fail, tapi disusun ulang dongengnya di buku ke-2 dan jadi hits.
(Sebenarnya dapat bocoran juga bahwa motivator itu pindah ke Indonesia karena market di singapore terlalu kecil dan orangnya nggak polos kayak kebanyakan orang di Indonesia yang mau aja dibuai dengan narasi -yang disusun oleh tim ghostwriter, masalah isinya benar atau khayalan itu masalah lain- yang memberi harapan pada pembacanya)
Aneh banget nggak sih? Ada seorang teman yang cerita bahwa daripada main forex, sebenarnya dia dapat duit jauh lebih banyak dengan bikin buku ngajarin main forex dan ‘tips-nya’, yang dia juga nggak yakin itu bener atau nggak. Dari sini dia juga ambil kesimpulan bahwa sebenarnya motivator itu bukan berhasil dalam mencapai tujuan hidup trus ngasih motivasi ke orang lain, tapi ngasih motivasi ke orang lain lalu dia berhasil mencapai tujuan hidupnya.
Makanya kita jangan telan omongan motivator bulat-bulat. Motivator juga sebenarnya seorang businessman, bukan beramal. Jangan lupa bahwa yang dia jual adalah omongannya, dan dia harus memikirkan segala cara agar kita mau mendengarkan omongan dia.
Lebih kritis dan skeptis lah jadi orang, jangan terbuai cerita tanpa mencari tahu fakta…
Agoes Santosa's Journal 