“In nature there are neither rewards nor punishments; there are consequences.”
– Robert Green Ingersoll
Dunia nyata berbeda dengan cerita fiksi yang kita lihat, dengar, atau bayangkan dalam kepala kita. Dunia nyata bergerak sesuai dengan hukum alam, yaitu kausalitas, hukum sebab-akibat. Stephen Covey, penulis buku 7 Habits, mengatakan bahwa kita bebas untuk memilih tindakan yang kita lakukan, tapi kita tidak bebas dari konsekuensi tindakan yang kita pilih.
Di dunia fiksi, baik yang kita lihat, dengar, atau bayangkan dalam kepala kita, terdapat struktur cerita yang jelas. Ini menyebabkan itu, karena itu disebabkan oleh ini, jadi nanti akan terjadi itu, dan seterusnya. Dunia nyata mengikuti hukum sebab-akibat, tapi seringkali kita tidak bisa melihat apa yang menjadi penyebab dari “akibat” yang kita alami.
Bisa saja akibat yang kita nikmati saat ini merupakan buah dari benih pohon penyebab yang kita tanam dulu sekali. Terkadang, kita tidak tahu kapan kita menanam pohon tersebut atau apakah kita memang pernah menanamnya. Bisa saja ini merupakan kombinasi dari dua penyebab, atau bahkan lebih. Bisa saja tidak ada penyebabnya. Mungkin ini sebabnya banyak orang cemas menjalani hidup, karena kita berada dalam ketidakjelasan. Banyak orang berusaha mengurangi kecemasan dalam hidupnya dengan cara mengatur pola hidupnya, tapi kita tidak bisa mengatur semua aspek dalam hidup kita.
Karena kausalitas merupakan bagian dari hukum alam, mungkin sebaiknya kita terima saja apa yang terjadi pada diri kita. Berkelit dari panggilan nasib bisa jadi akan membuka pintu gerbang bagi nasib lain yang sudah siap menanti kita.