Beberapa hari yang lalu, saya menulis beberapa postingan singkat tentang social media. Isinya bukan penjelasan teknis dan tips-tips yang bisa bikin followers kamu tambah banyak sih, tapi cuma renungan dengan topik social media. Social media memang merupakan topik yang menarik untuk dibahas. Kebetulan saya mendapat info bahwa topik NGADUide bulan Februari ini adalah “Twitter untuk Bisnis”, jadi saya langsung tertarik untuk menghadiri acara ini (saya belum pernah menghadiri acara NGADUide 1-4 karena bentrok dengan keperluan lain).
Untuk yang belum tahu apa itu NGADUide, mungkin bisa cek websitenya ya. Ini deskripsi singkatnya:
NGADUide = Ngobrol Asyik Dunia Usaha dan Ide adalah sebuah acara berbagi mengenai seluk beluk dunia usaha yang dikemas dalam bentuk obrolan informal.
Nah, narasumber NGADUide bulan ini adalah @motulz dari @salingsilang, @bobmerdeka dari @maicih, dan @ikazain dari @akademiberbagi (tepatnya ‘kepala sekolah’ akademi berbagi Bandung). Karena topiknya adalah tentang twitter, maka saya hanya menuliskan akun twitter mereka saja (soalnya saya nggak hafal nama asli mereka).
Nah, acara ini dilaksanakan setiap hari Jumat di minggu pertama tiap bulan. Saya rasa ini memang acara menarik yang perlu diikuti oleh kaum muda yang tertarik dalam dunia bisnis. Waktu saya datang, jalanan di kota Bandung sedang sangat macet ditambah lagi hujan turun dan tidak kunjung reda. Saya menghabiskan waktu 45 menit hanya untuk bayar karcis tol dan menembus perempatan Pasteur!
Saya tiba di sesi awal, yaitu TERASide, tempat orang-orang bisa menunjukkan produk mereka. Di sana saya bertemu Faikar (nggak tahu akun twitternya), lulusan DKV ITB 07 yang saya kenal lewat TEDxBandung. Rupanya dia sudah mengembangkan usaha lewat kemampuan yang dia miliki dalam hal desain komunikasi visual. Saya juga baru tahu kalau nama studionya adalah Amphibi Studio. Please google it if you’re interested. Saya juga kembali ketemu pak Tendi Naim, Managing Director Bumbu Desa. Sebelumnya saya pernah membantu pak Tendi untuk beberapa kegiatan πTidak lama kemudian, ada @vankribo dan @haniwww yang menyapa dan menghampiri saya. Kayaknya mereka memang sudah sering ikut acara NGADUide ini, sampai hafal urutan acara dan tempat duduknya segala. Oh ya, saya dan @vankribo juga mampir ke meja registrasi dulu untuk bertanya-tanya tentang sistem registrasi kepada Chandra dari LICHT (mau dicoba diimplementasikan di acara IYCS). Berhubung pengetahuan teknis saya tentang teknologi nggak mumpuni… jadi ya…. ehm… π Untung ada @vankribo yang memang background keilmuannya tentang teknologi.
Acara dibuka dengan dance dari @wild_mild, sekolah dansa yang sudah cukup lama berdiri. Katanya mereka pernah mendapatkan penghargaan tingkat nasional? Tapi orang yang memberi saya informasi ini kemudian ‘ngaleos’ pergi jadi saya nggak sempat bertanya lebih banyak. Dancenya keren loh!
Tapi jujur aja sound systemnya kurang oke π Mungkin gak sempat check sound atau memang alatnya bermasalah?
Setelah sesi itu selesai, acara dilanjutkan dengan UNJUKide. Dalam sesi ini, beberapa orang diberi kesempatan untuk mempresentasikan bisnis mereka dalam waktu 15 menit. Yang pertama presentasi adalah yang punya hajat, alias @ombenben (?). Dia sedang membuka bisnis kaosfans.com, which is basically… very similiar to gantibaju.com
Penjelasan sederhananya, ini adalah jasa bikinin kaos. Tapi karena dibuat secara digital, kamu mau bikin cuma satu kaos pun bisa. Tapi harganya tentu lebih mahal, 100rb-an π Di Cibaduyut juga banyak sih yang lebih murah, dengan kualitas yang lebih rendah tentunya π
Perbedaan utamanya mungkin di profit untuk desainer dan target pembelinya, yaitu… ‘fans’ suatu kelompok atau komunitas tertentu. Saat saya buka webnya, nampaknya masih dalam pengembangan (logo Joomla dsb-nya belum diganti :D). Mungkin ke depannya akan jadi menarik.
Yang presentasi berikutnya adalah Perca-Perca (lupa akun twitternya juga, maaf). Ini menarik, soalnya mereka membuat berbagai barang dengan menggunakan bahan kain perca (misal seprai, dompet, tas, laptop case, dll). Setahu saya harga barangnya memang akan jadi lebih mahal, kan namanya juga ada added value. Tapi saya menganggap ini menarik karena bikinnya lama dan susah π Niat banget. Mudah-mudahan bisnis ini juga bisa berkembang dan maju terus.
Presentasi berikutnya dari Euweuh. Waktu itu saya dan @vankribo agak heran dengan presentasi ini, karena kurang jelas sebenarnya apa yang mereka tawarkan. Apakah menawarkan jasa desain? Habisnya penjelasannya juga lebih banyak ke arah filosofi karakter yang mereka bikin, yaitu binatang khayalan yang tidak ada di dunia nyata (makanya dinamakan ‘Euweuh’).
Lalu ada Lampu Hias yang mempresentasikan… lampu hias. Jadi lampu ini dibuat dari bahan limbah plastik. Kalau kalian sering nonton acara edukasi di Trans7, mungkin sudah tahu lah tentang ini. Tapi presentasinya… sangat singkat. Mungkin presenternya grogi? Atau memang nggak menduga bakal presentasi?
Nah, setelah sesi tersebut selesai, dimulailah sesi utama NGADUide ini, yaitu talkshow. Kabarnya narasumber semula adalah @infobdg, namun nampaknya panitia sigap menemukan narasumber pengganti. Hebat nih π
Setelah moderator membuka acara talkshow, ketiga narasumber langsung berbagi pengalamannya masing-masing di dunia social media. Pengalaman @bobmerdeka dalam berjualan @maicih memang sangat menarik. Ternyata, ini bukan bisnis pertama @bobmerdeka, melainkan bisnisnya yang ke-7 atau 8. Yang namanya pengusaha memang harus tahan banting dan kuat mental π
@motulz sharing beberapa “ilmu” tentang twitter yang cukup menarik. Banyak insight yang didapatkan oleh pengunjung NGADUide tentang penggunaan twitter dalamn bisnis. Insight yang saya rasa penting adalah penjelasan bahwa social media seperti Twitter itu sifatnya bukan menggantikan media yang lain, tapi lebih sebagai pelengkap (komplementer). Jadi ya agak ngaco juga kalau kita mengabaikan media konvensional (misal: koran / radio) dan hanya mengandalkan twitter. Insight lain tentang perilaku manusia di dunia twitter juga menarik dan cukup kocak. Ternyata, kota Bandung (dari segi keaktifan interaksi di twitter) cuma berada di urutan ke-8. Urutan pertama tentu Jakarta.
Sebagai ‘kepala sekolah’ dari Akademi Berbagi, @ikazain menceritakan pengalamannya mengkoordinir ‘kelas’. She’s not talking about business, tapi pengalaman penggunaan media sosial dalam menyebarkan informasi mengenai Akademi Berbagi ini sangat menarik. Saat seseorang mengikuti kelas Akademi Berbagi, sebenarnya ada ‘Brand Experience’ di sana.
Tanpa terasa, acara berlangsung lebih dari 3 jam! Saya yakin banyak informasi yang bermanfaat bagi pengunjung NGADUide ini, baik yang sedang memulai usahanya atau baru mulai merencanakan.
Semoga saya bisa hadir di #NGADUide6 di bulan berikutnya π
@agoesisyourlord