Terkadang, orang mengkritik saya yang suka menggunakan campuran bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam berbicara. Dalam situasi tertentu, nampaknya kritik yang disampaikan terasa tepat karena saat saya menggunakan bahasa Inggris, lawan bicara saya menjadi lebih kebingungan dalam memahami maksud pesan saya. Tapi, terkadang justru orang lain menjadi kebingungan ketika saya menjelaskan sebuah konsep dalam bahasa Indonesia, apalagi kalau konsep dalam bahasa Inggris tersebut diterjemahkan secara harafiah.
Sebenarnya penggunaan gaya bahasa tidak perlu menjadi permasalahan, asalkan kita selalu mengusahakan agar lawan bicara kita bisa memahami apa yang kita sampaikan. Jika kita kurang yakin, jangan ragu untuk menanyakan apakah mereka memiliki pemahaman yang sama atau tidak. Dengan cara ini, kita bisa mengurangi kebingungan dan kesalahpahaman, sehingga lebih banyak waktu yang bisa dihemat.
Ada beberapa kenalan saya yang suka menterjemahkan artikel di Wikipedia dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Ini merupakan kegiatan yang sangat mulia, karena mereka membuat ilmu pengetahuan bisa lebih diakses oleh mereka yang tidak fasih berbahasa Inggris. Akan tetapi, cara mereka menterjemahkan sangat kaku, sehingga artikel wikipedia itu malah menjadi lebih memusingkan dibandingkan artikel aslinya yang ditulis dalam bahasa Inggris. Biasanya ini terlihat jelas di artikel yang merupakan topik sains. Seperti yang terlihat di gambar di awal post ini, menterjemahkankata secara harafiah bisa mengaburkan makna dan menimbulkan kebingungan (dalam kasus di atas, mungkin memancing tawa).
Rupanya, gaya penulisan yang mudah dipahami oleh setiap orang bukan merupakan sesuatu yang mudah untuk dicapai. Semoga dengan semakin banyak belajar, kita bisa secara bertahap menguasai cara berkomunikasi yang dapat dipahami oleh setiap orang.
Agoes Santosa's Journal 