Hazel Massery

Di Amerika, puluhan tahun yang lalu, rasisme antara kulit hitam dan kulit putih merupakan isu penting yang menjadi permasalahan negara. Sebagai negara yang terdiri dari banyak negara bagian, ternyata setiap negara bagian mengambil posisi yang berbeda dalam isu rasisme ini. Ada negara bagian tertentu yang ‘liberal’ dan cenderung ‘kurang rasis’, tapi ada juga negara bagian yang ‘garis keras’. Hal ini disebabkan karena orang kulit hitam pada awalnya merupakan kaum budak di negara Amerika. Di beberapa negara bagian, terdapat pemisahan antara sekolah kulit putih dan kulit hitam (segregasi).

290px-little_rock_desegregation_19571

Gambar di atas diambil di Arkansas, negara bagian yang cenderung progresif dalam isu rasisme ini. Pada saat itu, mereka memutuskan untuk melakukan desegregasi dan memperbolehkan siswa kulit hitam untuk masuk sekolah kulit putih. Nah, bisa lihat perempuan yang sedang berteriak di belakang gadis kulit hitam berkacamata? Itu adalah Hazel Massery. Ekspresi wajahnya adalah ekspresi dengki dan benci. Foto ini menunjukkan apa yang bisa diperbuat blind hate terhadap diri kita. Dalam sejarah pergerakan penyetaraan ras di Amerika, desegregasi dalam bidang pendidikan ini merupakan salah satu peristiwa paling penting, sehingga ini menjadi salah satu foto legendaris dan iconic.

Seiring dengan berjalannya waktu, isu rasisme dapat teratasi dan tidak lagi menjadi permasalahan utama di Amerika (karena isu utama mereka sekarang adalah isu ekonomi :D). Akan tetapi, peristiwa desegregasi itu akan selalu dikenang selamanya sebagai peristiwa penting. Demikian juga dengan Hazel Massery, yang diabadikan dalam foto tersebut sebagai seorang rasis. Bayangkanlah betapa malunya dia dan keturunannya jika mereka masih ada di jaman modern ini.

Pelajaran yang bisa kita peroleh dari cerita ini adalah kita harus selalu memikirkan dampak jangka panjang dari apa yang kita lakukan sekarang. Terkadang kita melakukan sesuatu hanya karena reward jangka pendek yang bisa kita dapatkan, baik berupa uang, diterima oleh orang lain, atau menjadi terkenal, tapi jangan lupa bahwa itu cuma kepuasan jangka pendek. Bisa juga kita terbujuk oleh apa yang ditawarkan oleh orang lain, tapi jangan lupa bahwa keputusan untuk mengambil tawaran tersebut tetap ada di tangan kita.

Di Indonesia, kasus yang secara prinsip hampir sama dengan kasus di atas adalah kasus diskriminasi agama. Sering sekali muncul berita jemaat GKI Yasmin yang diusir dari ‘gereja’-nya dan terpaksa beribadat di jalan. Kita juga bisa dengan mudah menemukan artikel penuh kebencian yang diarahkan kepada umat GKI Yasmin. Walikota Bogor pun sama sekali tidak membantu, malah sepertinya justru memperparah situasi karena lebih memihak umat muslim di daerah sana. Sama seperti Hazel Massery, ini merupakan blind hate yang dihasilkan dari blind faith (saya pernah menemukan seorang mahasiswa kampus teknik di kota Bandung yang bilang bahwa justru dia lebih percaya berita-berita yang ditulis di sebuah situs berita muslim yang beritanya berat sebelah, sangat provokatif, isinya bukan fakta tapi kumpulan opini penuh benci, dan punya conflict of interest dalam menuliskan artikel berita itu. ugh). Harusnya setiap orang sadar bahwa semua agama itu sama (sama-sama merupakan dongeng yang disetujui bersama oleh sekelompok masyarakat).

Kita tidak akan hidup selamanya, tapi tindakan kita bisa dikenang selamanya oleh orang lain. Jadi sebelum bertindak, pikirkanlah: “apakah saya ingin diingat orang lain sebagai orang yang melakukan tindakan ini?”

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s