on|off, with Ndorokakung and Nila Tanzil at Common Room, Bandung

Sabtu, 1 Oktober 2011, saya menghadiri acara on|off di Common Room (www.commonroom.info). Common Room adalah sebuah “ruang bersama” yang bisa digunakan oleh berbagai orang dari komunitas di Bandung untuk mengadakan acara. Ini tempat yang asik, meskipun anehnya handphone dan modem saya selalu kehilangan sinyal saat mengikuti acara di dalam. Untung di dalam ada wifi yang lumayan kenceng.

Kembali ke on|off… ini merupakan kegiatan ‘seminar kecil’ yang jumlah pesertanya dibatasi hanya 40 orang saja. Di posternya pun ditulisnya bukan seminar, tapi workshop. Acara yang dihadiri oleh para pengguna Social Media ini diadakan di berbagai kota, termasuk Bandung. Untuk acara kali ini, mereka bekerja sama dengan Acer, Maverick, dan juga US Embassy Jakarta. Untuk yang tertarik mungkin bisa mencari tahu lebih lanjut di websitenya (www.onoffid.org)

2011-10-05_16

Pin dan kartu nama Nila Tanzil

Nah, topik yang diangkat adalah “Media Sosial untuk Perubahan”. Ada dua pembicara yang diundang; yang pertama adalah Ndorokakung, blogger yang juga dulunya pernah menjadi Chairman Pesta Blogger dan bekerja di TEMPO; yang kedua adalah Nila Tanzil, Founder Taman Bacaan Pelangi. Moderator acaranya dari pihak Common Room, yaitu Ranti Puji Agusti. Di sana, saya bertemu dengan orang yang sudah saya kenal sebelumnya, yaitu Radix (TEDxBandung, Salingsilang.com, TI ITB; dia yang mengajak saya datang ke acara ini), dan Fauzan (TEDxITB, Arsi ITB).

Ndorokakung membuka dengan materi tentang penggunaan Social Media di Indonesia yang semakin marak. Ada beberapa contoh yang ditampilkan… beberapa contohnya sudah populer karena banyak disorot oleh media lain, misalnya Indonesia Berkebun (@IDBerkebun) dan Blood4Life (@Blood4LifeID, disponsori oleh Google Chrome dan dibahas oleh Kick Andy Show). Setelah itu, dia melanjutkan dengan memberikan tips-tips yang dapat digunakan oleh orang-orang yang tertarik untuk melakukan perubahan melalui media sosial. Sebenarnya saya ingin copy materi slidenya dari pihak Common Room, tapi… lupa πŸ˜› Padahal tipsnya lumayan praktis loh.

Pembicara kedua adalah Nila Tanzil, founder Taman Bacaan Pelangi, yang dulunya menempuh kuliah di Universitas Parahyangan. Berbeda dengan Ndorokakung yang topiknya general, topik yang dibicarakan oleh Nila Tanzil sangat spesifik, yaitu tentang usahanya mengembangkan Taman Bacaan Pelangi. Informasi mengenai Taman Bacaan Pelangi bisa dilihat di websitenya: http://tamanbacaanpelangi.com

Presentasi Nila Tanzil sangat keren dan menyentuh. Dia berusaha membangun sebuah Taman Bacaan di daerah Flores, NTT. Seperti yang sudah diketahui oleh banyak orang, wilayah Indonesia Timur sangaaaat terpencil dan tidak berkembang, sehingga bisa dibayangkan betapa beratnya perjuangan Nila untuk membawa buku dan mendirikan taman bacaan di sana. Dia juga menceritakan hambatan-hambatan apa saja yang dia temui (sangat banyak), sehingga saya merasa kagum… kok, bisa ya? Meskipun mendapatkan bantuan sumbangan buku dari berbagai pihak, Nila Tanzil pada dasarnya berjuang sendirian (saya baru tahu bahwa relawan yang membantu Nila Tanzil kebanyakan adalah bule… terus dia bertanya, kemana sih teman-teman se-Tanah Air saya?). Ini menunjukkan betapa tingginya daya juang yang dia miliki. Salute!

Iteng21

Foto bahagia anak-anak di Flores (gambar diambil dari situs Taman Bacaan Pelangi)

Setelah sesi ‘seminar’, kami pun memasuki waktu istirahat dan mendapat jatah makan siang Hokben dari panitia. Habis itu, si Fauzan pulang karena sudah kenyang (ini contoh perilaku HMP yang buruk jadi jangan ditiru, hehe :D). Panitia mengatakan bahwa sekarang ada sesi workshop. Di sesi ini, kami dibagi menjadi 6 kelompok, dan setiap kelompok diminta untuk berusaha merumuskan suatu gerakan sosial yang turut memberdayakan media sosial.

Saya mendapatkan nomor kelompok 4, bersama dengan Radix, Rikrik, Rima, dan Tika. Rupanya saya paling muda di kelompok ini, horeee πŸ˜€ Setelah berembuk beberapa saat (+ OOT berkali-kali karena banyak topik lucu-tapi-rada-ga-guna yang bisa dibahas), kami memutuskan untuk membahas tentang masalah kendaraan. Banyak orang yang bekerja di luar kota dan menghabiskan biaya cukup besar untuk bahan bakar saat pulang ke kotanya. Oleh karena itu, kita memikirkan sebuah konsep “Tebeng”. Intinya sih kita membuat komunitas Tebeng-menebeng yang basisnya ada di grup FB. Terus pakai website yang domainnya ada [dot]in… jadi nama websitenya www.tebeng.in πŸ˜› Melalui grup FB, akan ada sejenis testimonial dari orang-orang… jadi nanti bakal ada Certified Driver dan Certified Nebeng-er πŸ˜› Jadi mirip FJB kaskus ya.

Ada satu kelompok yang memikirkan konsep yang unik dan bagus, sehingga mereka mendapatkan hadiah berupa piagam dari on|off dan juga coaching dari kedua pembicara. Topik yang mereka angkat adalah Tuna Netra. Karena jumlah buku Braille di Indonesia masih sangat kurang, mereka mencoba mengusung gerakan relawan untuk membacakan buku bagi para orang Tuna Netra. Ini sangat menarik, meskipun si peserta mengakui bahwa sebelumnya pernah ada yang mencoba kegiatan tersebut di ITB. Rikrik berkomentar bahwa alamat websitenya nanti bakal jadi “www.baca.in” πŸ˜›

Setelah sesi workshop selesai, kami memasuki sesi KopDar. Ini sih sesi santai, jadi cuma ngobrol-ngobrol aja. Berhubung pengunjung acara on|off adalah pengguna SocMed, ada beberapa tokoh yang menarik, seperti pemilik akun twitter yang ada twit-berbayarnya, YPBB, Greeneration, Radio Internet, dan masih banyak lagi. Di saat yang bersamaan, saya dan Radix sibuk karena itu merupakan batch I pendaftaran acara TEDxBandung (www.tedxbandung.org). Dengan melakukan kerjasama dengan Ibun, kami berhasil membuka dan menutup pendaftaran tepat waktu. Jumlah pendaftarnya sangat banyak, dalam 15-20 menit saja sudah ada 60 pendaftar! Padahal itu adalah ‘jam kagok’… soalnya nggak banyak orang yang nangkring di depan laptop pada pukul 16.00 sore di hari Sabtu (kecuali yang jomblo).

Setelah mendengarkan beberapa orang di sesi Kopi Darat, saya diingatkan kembali oleh Radix untuk pergi ke Om Duleh karena sudah ada rapat berikutnya yang menanti kami, yaitu rapat TEDxBandung. Sekian saja postingan blog (yang udah telat seminggu) kali ini!

Iklan