Salman Khan, Khan Academy, dan Indonesia

Salman Khan

Sabtu, 5 Maret 2011, Bandung. Itu tanggal merah, hari Nyepi. Saya berada di sebuah ruangan auditorium yang menurut saya sangat mewah karena tempat duduk yang nyaman, proyektor canggih yang digantung di dinding, dan… ada 10 Air Conditioner. Tidak heran ruangannya sangat-sangat dingin! Tulisannya sih 24 derajat Celcius, tapi kalau ACnya ada 10 sih…

Nah, apa yang sedang saya lakukan di sana? Saat itu, saya sedang menghadiri acara TEDxBandungLive yang diadakan di gedung Auditorium SBM ITB. Acaranya adalah nonton bareng TED 2011. Di acara tersebut, saya tidak hanya menjadi seorang pendengar tetapi juga diberi tanggung jawab untuk melakukan live tweet. Tujuannya agar peserta yang tidak hadir juga bisa mengikuti apa saja yang sedang kami lakukan dan kami tonton melalui media sosial Twitter.

Poster TEDxBandungLive

Karena acara TED2011 sangat panjang, tentu sangat tidak praktis kalau kami menonton semua sesinya, sehingga tim TEDxBandung (Twitter: @TEDxBandung) hanya memilih 2 sesi untuk ditayangkan. Sesi yang dipilih adalah sesi KNOWLEDGE REVOLUTION dan RADICAL COLLABORATION. Sesi yang luar biasa.

Dalam sesi pertama, Bill Gates menjadi guest curator (biasanya yang menjadi curator adalah Chris) untuk beberapa speaker. Salah satu speaker yang menjadi sorotan adalah Salman Khan, seorang edukator. Kenapa edukator? Karena dia adalah seorang pendidik, tapi dia tidak berprofesi sebagai guru.

Dalam video yang direkam di TED2011 (Maret 2011, Long Beach CA) ini, Salman Khan menceritakan hal apa yang membuatnya menciptakan Khan Academy (khanacademy.org), situs yang berisi sekumpulan video edukasi mengenai matematika, fisika, ekonomi, sejarah, dan berbagai subjek lainnya. Dia juga mengajak para guru untuk mengubah konsep tatanan kelas konvensional, yaitu dengan cara meminta murid-murid untuk menonton video pelajaran di rumah, dan kerjakan “Pekerjaan Rumah” di dalam kelas (jadi ada guru yang  dapat membantu mengerjakan).

Di atas saya menyebutkan Khan Academy. Sudah buka? Kalau belum, coba buka sekarang.

Situs ini tampilannya cukup sederhana, sehingga tidak sulit untuk menemukan bahwa di dalam situs ini terdapat banyak video edukasi mengenai berbagai topik.

Mau belajar ilmu Fisika dari dasar? Bisa. Tinggal klik saja bagian Physics dan mulailah belajar secara bertahap.
Mau belajar aljabar? Bisa.
Mau belajar ekonomi? Bisa.
Mau belajar sejarah? Bisa.
Dalam Khan Academy, 1500+ video yang ada sudah dikelompokkan berdasarkan bidang ilmu dan diurutkan berdasarkan tingkat kesulitan. Jadi bisa dibilang kalau Khan Academy memiliki sejenis kurikulum.

Pendiri (dan juga satu-satunya pengajar) Khan Academy adalah Salman Khan. Jangan sampai tertukar dengan Salman Khan, aktor Bollywood. Dunianya berbeda banget. Salman Khan, putra imigran yang berdarah Bangladesh dan India, adalah seorang lulusan MBA Harvard dan juga memiliki gelar Master dari MIT. Sebelumnya, dia bekerja sebagai seorang hedge fund analyst (analis investasi). Tentu saja bisa kita bayangkan betapa besarnya gaji yang dia miliki! Tetapi ternyata dia lebih memilih untuk berada di dunia pendidikan.

Jika anda menonton video TED yang saya tayangkan di atas, anda akan paham mengapa Khan jatuh cinta kepada dunia pendidikan. Awal mulanya sederhana. Keponakannya meminta Khan untuk mengajarinya matematika (konversi berat). Iseng-iseng, Khan membuat video tutorial sederhana supaya keponakannya bisa belajar dengan hanya melihat internet. Saat dia bertemu dengan ponakannya, dia meminta pendapat pada ponakannya. Nah, keponakannya itu berkata bahwa justru dia merasa lebih paham saat mendengarkan penjelasan Khan melalui video daripada bertatap muka langsung! Sejak itulah dia mulai membuat berbagai video tutorial lainnya.

Saat ini, situsnya dibuka lebih dari 50.000 pengunjung per hari. Bayangkan kalau ini adalah universitas sungguhan yang memiliki gedung fisik. Pasti besar sekali! Itu hampir 2x lipat jumlah mahasiswa aktif di Harvard + Stanford. Itu 10x lipat mahasiswa di kampus saya. Sebenarnya, Khan Academy itu cuma berukuran 1,5 x 2 meter. Di ruangan itu, Khan memiliki sebuah studio rekaman kecil dan perpustakaan. Dia menyebut ruangan itu sebagai think tank bernama bgC3. Dengan pengunjung sebanyak itu, pasti banyak yang menjadi fans Salman Khan. Salah satu fansnya adalah Bill Gates.

Iya, Bill Gates yang identik dengan Microsoft dan sekarang menjadi seorang philanthropist. Bill dan Rory (anaknya yang berusia 11 tahun), sangat kagum dengan video yang dibikin Khan. Faktor lain yang membuat Bill Gates kagum adalah kerelaan Khan untuk meninggalkan dunia bisnis dan menjadi seorang pengajar dengan sumber daya yang amat terbatas.

Logo Crayonpedia

Di Indonesia pun sudah ada orang-orang yang berinisiatif melakukan hal yang serupa dengan Salman Khan, meskipun tidak benar-benar sama dalam visi, misi, dan implementasinya. Salah satu contohnya adalah Crayonpedia.org, situs pendidikan berbasis wikipedia, di dalamnya terdapat banyak materi ajar dalam Bahasa Indonesia yang dapat digunakan oleh guru yang berada di mana pun. Sayangnya, saat ini materi yang diberikan masih belum lengkap. Karena basisnya wiki, kita semua bisa membantu melengkapi materi yang ada. Yuk, bantu! 😀

Logo Zenius.net

Contoh lainnya adalah Zenius.net. Pendirinya adalah bapak Sabda. Di profile Facebooknya sih ditulis kalau dia lulusan Oxford (waw). Situs ini memberikan pelajaran SD-SMA dalam bentuk video, sama seperti yang dilakukan oleh Salman Khan.  Bedanya, Zenius ini disampaikan dalam bahasa Indonesia… dan tidak gratis, haha. Ada sih beberapa video yang gratis (demo), tapi kita harus beli voucher untuk mendapatkan materi lanjutannya. Yah, namanya juga cari makan 🙂 Kalau gak ditarik biaya, nanti makan apa? Masalahnya donatur di Indonesia belum ada.

Iklan

5 tanggapan untuk “Salman Khan, Khan Academy, dan Indonesia

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s