Februari: Kerjaan Baru, Penginjil(?) Aneh, Pesta Buku 2011, dan Teater

Tanpa terasa, sekarang sudah pertengahan akhir bulan Februari lagi.Karena sudah lama nggak posting di blog, akibatnya judul postingan kali ini jadi super panjang. Biarlah, toh nggak jadi error ini. Di semester ini, saya bekerja sebagai asisten salah satu dosen di kampus. Pekerjaannya nggak terlalu berat, tapi cukup memakan waktu. Alhasil, setiap Senin-Jumat saya tetap pergi ke kampus (padahal sudah jadi mahasiswa semester 8). Saya tidak bekerja sendiri, tapi ditemani bersama dengan teman 1 angkatan, senior yang 1 angkatan di atas saya, dan juga dengan senior yang sedang mengambil S2 di kampus sebelah. Semuanya orang yang menyenangkan.

Saya ikut membantu untuk mata kuliah mahasiswa semester 4 (1 kelas) dan semester 6 (2 kelas). Saya baru sadar kalau masih ada saja teman seangkatan saya yang baru mulai mengontrak mata kuliah untuk mahasiswa semester 6. Malahan ada mahasiswa yang 2 angkatan di atas saya (harusnya sudah mulai masuk S2), tapi masih mengontrak mata kuliah semester 6. Kapan mereka lulusnya ya… Ah sudahlah, setiap orang punya waktunya masing-masing.

Ada pengalaman aneh saat saya sedang duduk menunggu giliran bimbingan skripsi. Saat itu hari Jumat, saya sedang duduk di depan Lab. Eksperimen sambil membaca-baca draft skripsi yang akan saya tunjukkan kepada dosen pembimbing saya. Mendadak, seorang pria berjaket coklat menghampiri saya dan menawari saya untuk “mengisi kuis alkitab”, dan kalau saya mau, saya akan mendapatkan sebotol Fruit Tea (dan ternyata saya dibohongi).

Kuis alkitabnya super susah! Kebanyakan sifatnya hafalan dan dikutip dari Wahyu (itu kan ada di halaman-halaman terakhir). Setelah itu, dia pun mulai berceramah tentang pentingnya hidup bagi Tuhan dan menjalankan Firman-Nya, dan bla-bla-bla. Sungguh keterlaluan! Tapi saya juga ngga cukup cerdas untuk mengakhiri obrolan tersebut karena saya malah menanggapi dengan melakukan active listening… akibatnya, orang itu terus-terusan ngomong tanpa berhenti.

Setelah puas ngomong, dia pamit dan saya pun langsung ngacir. Takut disamperin lagi sama orang aneh.

Saya juga sempat ikut ke Pesta Buku 2011 di Landmark Braga. Sama seperti tahun lalu, saya pergi bersama Ryan ke sana. Kali ini saya sedikit kecewa dengan acara Pesta Buku tersebut. Areanya lebih kecil, mungkin berkurang sekitar 30% dari biasanya. Artinya, penerbit yang menjadi peserta pameran itu pun berkurang sebanyak 30%. Sungguh sayang, stand yang menghilang adalah penerbit Jalasutra dan ResistBook, padahal saya sangat suka dengan buku-buku terbitan mereka.

Seperti di tahun-tahun sebelumnya, cukup banyak stand yang menawarkan buku-buku Islami. Saya kurang paham sih, jadi saya nggak terlalu tertarik juga untuk beli buku-buku tersebut. Selain stand buku Islami, yang menonjol adalah stand buku komik diskon dan stand buku pendidikan. Yang terakhir adalah stand buku populer seperti Mizan, Grasindo, dan GagasMedia.

Di pertengahan bulan Februari, saya juga menghadiri pertunjukan teater anak dengan judul “Wujudkan Mimpimu”. Teater yang diperankan oleh anak-anak jalanan yang biasa mangkal di jalan Pasteur ini bercerita tentang kisah hidup seorang anak jalanan. Sebetulnya sedih sih nontonnya, tapi jujur saja jalan ceritanya nggak jelas. Tidak ada ending sama sekali, resolusi konfliknya juga tidak ada. Tari-tariannya pun sebenarnya biasa-biasa saja.

Akan tetapi, perlu diingat bahwa pemain teater ini bukanlah pemain profesional yang berlatih full-time melainkan anak-anak jalanan yang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mangamen di perempatan jalan. Meskipun demikian, saya sedikit terganggu dengan pementasan teater ini: apakah mereka nggak merasa terganggu dengan jalan cerita yang mereka mainkan?

Teater Wujudkan Mimpimu ini sebenarnya hanya berupa deskripsi tentang kehidupan anak jalanan, dengan kata lain, sebenarnya mereka memerankan dirinya sendiri.

Saya sih tetap senang dengan kehadiran Teater ini, karena jarang-jarang deh fakultas mendatangkan bintang tamu seperti ini. Mudah-mudahan kehadiran teater anak jalanan ini memicu bertumbuhnya lebih banyak lagi mahasiswa psikologi yang mau peduli dengan keadaan di sekitar mereka.

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s